Satu hal yang harus dikompromikan saat kita akan memelihara binatang kesayangan kita yaitu berhadapan dengan mahlik-mahluk yang boleh dikatakan agak menjijikan. Berbeda dengan hobi yang lainnya, hobi dengan urus-mengurus binatang ini memang agak kompleks dan agak menguras kantong cukup dalam. Dulu saat saya punya belasan kelinci, masalah yang umum ditemui adalah tumbuhnya tungau dan caplak pada kulit kelinci kesayangan saya. Setelah saya search pada internet, akhirnya saya temukan solusinya, yatu dengan menyuntikan invermectin di bawah kulitnya dan dalam hitungan hari scabies di kelinci-kelinci itu sudah mengering dan dan kemudian menghilang dengan sendirinya.
Ternyata mahluk-mahluk aneh ini kembali muncul saat saya memelihara binatang kesayangan saya lainnya, sebut saja KUTU (flea) mahluk kedua yang masuk menjadi top 5 mahluk yang paling saya musuhi setelah nyamuk tentunya. Saat saya memelihara maincoon saya, kucing saya ngga pernah terlihat mengaruk-garuk tubuhnya. Singkat cerita karena ingin mencarikah pasangannya, saya datangkan kucing persia. Pada Bulan-bulan pertama saya sadari kalo treatment terhadap kedua kucing yang beda ras ini harus dibedakan. Untuk pemeliharaan kucing persia lebih kompleks dan harus lebih telaten, hal tersebut dikarenakan bulu-bulu pada kucing persia lebih tebal dan panjang dibandandingkan maiincoon, sehingga perawatan berhubungan dengan bulu ini harus lebih maksimal.
Bulan ini saya temukan kucing persia saya ini sering banget menggaruk-garuk badannya, dan setelah saya cek di tubuhnya, ternyata banyak kutu bertebaran (sial…!!!). untungnya saya tak memelihara kucing didalam rumah saya, saya sediakan tempat khusus untuknya, sehingga tu kutu tak ikut merajalela ditubuh atau dibenda-benda dirumah saya. Nampaknya, perang terhadap kutu-kutu tersebut harus dideklarasikan.
Saya coba cari informasi lewat teman, namun advicenya ya cari obat kutu ke pet shop. Setelah saya tanya sama si mas-masnya, dia merekomendasikan obat tetes untuk membasmi kutu-kutu tersebut . ada dua varian, yang satu harganya Rp. 70 ribu (membunuh kutu dalam satu bulan) dan yang satu harganya Rp. 140 ribu (membunuh kutu dalam satu hari). Disini ungkapan, ada harga ada barang berlaku. Cuman, hei yang bener aja, masa buat basmi kutu gw harus ngeluarin 140 ribu, (kikir mode on) secara tu obat tetes kalo ditetesin cuman kepake tiga tetes (bangkrutlah gw). Teringat akan advice teman saya itu kalo saya kurang rajin memandikan persia saya, makanya saya urungkan niat membeli obat tetes anti kutunya dan berjatuh pilihan ke shampo kucing anti kutu beserta anak-anak dan cicit-cicit kutu ditambah bedak anti kutu (cem anak balita aja, disampoiin, dibedakin pula). Saya coba mandikan dengan sampo anti kutu itu ke persia saya, namun setelah beberapa jam, masih juga dia menggaruk-garukan badannya. Akhirnya saya taburkan bom bedak di tubuhnya, walaupun dia terlihat agak-agak mabok. Dalam dua hari terlihat si persia ini tidak mengaruk-garuk tubuhnya lagi. Yeah, akhirnya berhasil meng’genosida kutu-kutu ditubuhnya.
Namun ternyata kemenangan melawan kutu-kutu ini hanya dalam 2 hari saja, pada hari ketiganya ternyata dia mengaruk-garuk badanya lagi (argghhh,,,!!!). akhirnya saat buntu dalam mendapatkan jawaban atas masalah perkutuan ini, akhirnya MR. Gugel memberikan jawaban. Disini beberapa alternatif membasmi kutu yang gw temuiin.
- 1. Suntikan ivermectin
Tenyata suntikan ivermectin itu bukan suntikan anti jamur. Dan sebenarnya ivermectin tidak dapat membasmi jamur. Melainkan ivermectin dapat dipergunakan untuk membasmi cacing dan ektoparasit seperti kutu, pinjal, caplak dan tungau.
Seperti halnya obat lain, ivermectin hanya membunuh cacing/ kutu dewasa, tidak membunuh telurnya. Oleh karena itu diperlukan setidaknya 3 kali suntikan ivermectin dengan jarak 3-4 minggu. Perlu diperhatikan injeksi ivermectin harus dilakukan dengan hati-hati pada kucing umur kurang dari 4 bulan.
Kemudian suntikan ivermectin tidak dianjurkan pada anak kucing berumur kurang dari 2 bulan, karena dapat menyebabkan keracunan dan mengganggu perkembangan ginjalnya.
Disarankan untuk pencegahan cacing & kutu pada kucing dewasa, suntikan ivermectin dapat dilakukan 2-4 kali setiap tahunnya.
- 2. Obat Tetes atau Spray
Ada banyak obat tetes & spray anti kutu yang di jual di petshop-petshop, seperti Accurate dan Frontline. Namun harus diperhatikan aturan pemakaian setiap obat tetes, tapi biasanya obat-obatan ini tidak dianjurkan digunakan pada kucing dibawah umur 2 bulan.
Dmana letak yang aman meneteskan obat tetes? Obat tetes biasanya diteteskan di kulit pangkal kepala di bagian belakang? Mengapa? Karena kucing tidak bisa menjilat bagian tersebut. Obat tetes Frontline cukup efektif membasmi kutu/pinjal selama 1 bulan. Agar tuntas sebaiknya diulang 1 bulan kemudian. Jadi, sebulan sekali. Disarankan untuk pencegahan, pemberian obat tetes dapat dilakukan 2-3 kali setahun.
- 3. Pakai shampoo anti kutu
Jika obat diatas tidak disarankan untuk kucing berumur dua bulan. Nah shampoo anti kutu inilah yang cocok digunakan pada anak kucing berumur kurang dari dua bulan. Tapi ada saja pemilik kucing dewasa juga lebih menyukai cara ini karena selain dapat membasmi kutu/pinjal, juga membuat kucing lebih bersih. Karena membersihkan bulu sekaligus membasmi kutu.
Pada saat memandikan, boleh juga shampoo digunakan sebanyak dua kali. Dengan cara sbb: Pertama basahi rambut kucing secara merata, tambahkan shampoo secara merata, bersihkan dan bilas dengan air (air hangat). Kedua setelah bersih tambahkan kembali shampoo, ratakan, biarkan + 5-10 menit baru kemudian dibersihkan. Setelah bersih keringkan dengan handuk dan hairdryer.
Disarankan sebaiknya mandi shampoo anti kutu diulang dua minggu kemudian dan untuk tujuan pencegahan, pemberian shampoo dapat dilakukan 1 bulan sekali.
Namun untuk solusi no 1 masalahnya adalah agak ribet nyari ivermectin dan masalah suntik menyuntik ini. Ivermectin terakhir yang gw beli kalo ngga salah harganya sekitar Rp. 40 ribuan, dan itu cuman untuk 3-4 kali suntik. Nyarinya musti kelembang pula, ke peternak kelinci (ngga tau kalo dibandung, jualannya dimana). Pernah ada yang jual ivermectin di kaskus, cuman lebih ribet lagi ma urusan COD’annya. Untuk solusi no 2, udah dijelasin tadi kenapa gw ngga mau pake solusi no 2, ngga worth it, kecuali kalo udah bener-bener terpaksa :p. Untuk solusi no 3, kayanya ini cuman cocok untuk pencegahan aja, ngga buat mengenosida kutu-kutu itu.
Akhirnya karena artikel yang gw temukan kurang sreg di hati gw, gw tanya lagilah ke Mr. Gugel, sapa tau dia ada solusi lain. Dan seperti biasa MR. Gugel selalu bisa diharapkan. Jawabannya tak lain dan tak bukan dengan mengoleskan Minyak Tawon / Minyak Telon / Minyak kayu putih. (makin yakin dah, gw ngga ngurus kucing, tapi ngurus balita). Ternyata kegunaan dari tiga minyak tersebut diatas adalah untuk merusak ekosistem si kutu-kutu itu dalam kulit si kucing. Untuk pemakaian awal, 2 hari sekali selama 1 minggu. Setelah itu cukup 1 bulan sekali untuk perawatan. selain itu penggunaan 3 minyak alami diatas ngga akan bikin kucing kita mabok atau mokat karena jilat-jilatin minyaknya, justru malah makin sehat buat kucingnya. Paling badan si kucing akan mengalami panas dan dingin, persis kaya lagunya “hot n cold” nya katy perry (hahahaha :p). Sekali lagi, untuk hobi yang kita jalani, ngga harus selalu mahal, yang penting kita enjoy sama hobinya :p. “bukan masalah senjata apa yang kita pakai, tapi keakuratan hasilnya yang kita pakai :p. Ok, waktunya mengenosida kutu-kutu :p (dan gw yakin berhasil kali ini :p)
updated des 2012: guys setelah gw coba dengan cara memakai minyak kayu putih, ternyata dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan dalam melakukannya, memakan waktu yang cukup lama juga dankarena saya tipikal orang yang ngga sabaran, akhirnya saya pake obat tetes untuk menghilangkan kutunya, dan esok harinya badan kucing ane bersih dari kutu-kutu, trus tinggal dimandin aja buat ngehilangin telur2 kutunya, ya masing-masig solusi ada kelebihan dan kekurangannya seh, tinggal balik lagi ke personal masing2, tengkyu 🙂
*diambil dari berbagai sumber.